Senin, 02 Juli 2012

¡Viva La Furia Roja!

¡ Viva España ! Alzad los brazos, hijos del pueblo español, que vuelve a resurgir...

Dengan kompak para pemain timnas Spanyol, para official serta para pendukung Spanyol yang berada di Olympic Stadium, Kiev, menyanyikan lagu kebangsaan Spanyol yang berjudul "Marcha Real/Himno Español". Yang paling ditunggu-tunggu dari sesi adalah, pada saat muka pemain disorot satu-satu pas nyanyi.  Siap-siap teriak pas kamera nyorot Cesc, siapin parasut, matras di bawah, biar pas mendarat gak sakit. Ciumin tv sampe basah. Ok ini lebay.

Kali itu saya agak sedikit pesimis dengan timnas Spanyol karena mitos-mitos sompret yang bikin hati cenat-cenut. Ditambah dengan melihat pertemuan sebelumnya, Spanyol hanya bisa menahan imbang Italia dengan skor 1-1. Bukan suatu hasil yang menjanjikan menurut saya. Cailah. 



Masih inget pas pertandingan fase grup antara Spanyol dan Italia, pas itu lagi di Jogja, sementara besok paginya udah harus cao ke Pekanbaru. Alhasil, nonton sambil tiduran di lantai, di atas sejadah, ditemani dinginnya hembusan kipas angin yang pas di depan muka, ditambah dengan membosankannya permainan pada saat itu, bunyi riuh stadion pada saat itu berhasil menjadi nyanyian pengantar tidur.

Pada menit-menit awal pertandingan, Italia lebih bersifat menyerang, mungkin karena didukung oleh mitos-mitos yang berpihak ke mereka, mereka agak sedikit jumawa. Namun agak-agak 5-10 menit setelahnya, Italia lebih sering kehilangan bola dan dengan tiki taka andalannya Spanyol mulai mendominasi pertandingan. Dibuka dengan gol pertama oleh David Silva pada menit ke-14. Siapa dulu dong yang ngasih assist.. Cesc Fabregas. Ahihihi. Mungkin ini terjadi akibat ditarik keluarnya Chiellini karena cedera hamstring, jadi mungkin di barisan belakang agak ada sedikit 'blackhole'. (padahal awalnya tadi masukin nama Chiellini di pencetak gol terakhir pas ikutan kuis bola, plak pret teretakdes)

Tertinggal satu gol, Italia mencoba untuk lebih menyerang, eh malah keasikan. Barisan belakang jadi keteteran, alhasil Jordi Alba yang bahkan posisinya bek pun bisa menerobos pertahanan Italia dan mencetak gol. 2-0 itu bertahan hingga turun minum. *turun langsung minum*

2-0? Hah. Sumpah gak nyangka sama sekali. Prediksi yang diukir buat dapetin jersey pun otomatis melayang lah, karena saya memprediksinya 1-1 dan akan terjadi adu penalti. Melayang jersey kita.

Di babak kedua, Cesc (maaf ya manggilnya Cesc, udah biasa di rumah manggil itu. dia oke-oke aja kok) diganti oleh Torres. Bukan berarti setelah Cesc out, kemampuan Spanyol mengacaukan lini tengah Italia menurun. Ditambah dengan masuknya striker murni menggantikan gelandang serang yang menjadi striker palsu (alah apa ini) alias False 9, tentunya Spanyol makin giat menaikkan tempo serangan. Ditambah dengan cederanya seorang pemain Italia membuat mereka terpaksa harus bermain dengan 10 pemain. (jatah sub players udah abis, Italia udah masukin 3 pemain pengganti mereka. Ciyan.)

Hal ini  harus dibayar mahal oleh Italia. Dibuktikan oleh Torres dengan merobek jala gaul yang dijaga oleh Buffon pada menit ke-84 apa ya. Belum lagi setelahnya, Torres lagi-lagi mendapat kesempatan, namun dengan baik hati ia memberikan kesempatan tersebut untuk Juan Mata. 4-0 untuk Spanyol ku tersayang.





Skor 4-0 kali ini menjadi skor terbesar yang pernah ada di sejarah final Piala Eropa. Biasanya skor final itu ya kalo gak 1-0, 2-1, atau adu penalti, lah ini skor tergaul yang pernah ada. Belum lagi prestasi Spanyol yang berhasil mempertahankan titel juara Eropa berturut-turut, diselingi sama Piala Dunia biar cakep. Ini juga yang pertama kalinya terjadi dalam sejarah piala Eropa. Buen trabajo Española!
3 times lifting trophy straight
di saat penyerahan piala, mata saya tertuju pada kaos yang dipakai Sergio Ramos, kaos yang sama dengan 4 tahun yang lalu yang bertuliskan "Siempre con nosotros" yang artinya "always be with us" atau "selalu bersama kami". dengan handband yang sama pula. Kaos itu bergambarkan foto Antonio Puerta, pemain Sevilla yang meninggal di lapangan akibat gagal jantung. kaos Cesc yang betuliskan nama-nama pemain spanyol yang 'gugur' di lapangan saat bertanding juga menarik hati (sebenernya lebih tertarik ke mukanya ehehehehehehehehehe), yaitu "Jarque (Dani Jarque) - Manolo (Manolo Preciado) - Puerta (Antonio Puerta) - Miki (Roque)". Pepe Reina juga ikut mengapresiasikan titel ini untuk yang telah 'pergi' dengan mengenakan jersey Miki Roque dengan terbalik.

Jarque - Manolo - Puerta - Miki

The happiness..



Dengan ini, saya bangga menjadi pendukung timnas Spanyol selama 8 tahun lamanya (lebih lama dari waktu saya mendukung Arsenal hingga saat ini, ah). Malahan dulu saya sempat terpikir untuk tinggal di Spanyol saat sudah dewasa nanti, halah. Dengan ini saya berpikir, kapan timnas Indonesia seperti mereka? untuk jangka waktu dekat, mungkin tidak akan terwujud. tapi, jika PSSI lebih berani mengambil tindakan, lebih keras, dan tidak mau menang sendiri, serta meningkatkan kualitas pemain (dan sarana! hoak cuih), saya kira Indonesia pasti bisa. Suatu saat nanti.
Spain National Team, see you in 2014 World Cup in Brazil! campeoneeee del mundoooo! :D 

bonus: Fabrique in Euro 2012
mocmoc xD kurang Puyol aja nih :(