Sepupu tersayang ?!
FIRST, I JUST WANNA SAY, I LOVE MY BIG FAMILY.
Kalo mau jujur, keluarga aku termasuk keluarga yang cukup besar. Dari ibu *baca: mama, tapi aku manggil IBUK* ada 9 bersaudara, sedang dari bapak *baca: papa, tapi aku manggilnya bapak* ada 12 bersaudara. Jumlah cucunya, kalo digabungin, jadi lebih dari 20—bahkan 40.
Tapi, yang mau aku ceritain bukan itu, melainkan sepupu yang menurutku ENAK DIAJAK NGOBROL, bukan jumlah cicit ato apa.
Namanya Hanif, Hanif Mubarok *dengan alasan tak jelas aku gak menampilkan fotonya di posting kali ini, karena lupa naroh kamera di mana*. Dia sih masih kelas 4 SD, tapi menurutku, udah kayak orang kelas 1 SMP aja.
Alasan mengapa aku jadikan dia sebagai sepupu TERSAYANG tanda kutip garis bawah, karena DIA GILA BOLA. Ya, jadinya pas lagi liburan di desa tercinta bernama Jubug, Parakan, Temanggung, Jawa Tengah itu saya tak kesepian lagi *terkecuali atas meninggalnya sepupu saya yang mirip, emm, maaf, cinta laura agak gemuk, mba yaki* deh.
Setiap pagi, aku harus bersaing dengan lebih dari 6 anak kecil penggila kartun untuk mendapatkan remote tv dan nyetel kalo gak SPORT7, LENSA OLAHRAGA atp gak KABAR ARENA. Kalo mereka yang ngambil, pasti deh kalo gak TOM&JERRY, AVATAR, ato gak SPONGEBOB SQUAREPANTS dan akan berlanjut sampai jam 8 pagi—sampai THE FAIRLY ODDPARENTS—mereka udah mulai bosen dan mulai meninggalkan ruangan TV.
Sembari saya nonton tuh acara—yang berbau olahraga tentunya—ternyata si Hanif tersebut sudah bermain bola di halaman belakang rumah Mbah yang luasnya 3 kali lapangan basket sekolahan saya. Di halaman belakang ada semacam sungai kecil berisi ikan nila, gabus ato gurame, terus ada sebuah kandang yang dulu isinya 2 kambing sehat wal afiat, sekarang isinya jadi kosong tak berpenghuni, lalu ada kandang lagi tempat beranak-pinaknya ayam-ayam cantik peliharaan sodaraku, yang paling gak keajaiban ini muncul: BERTELUR SETIAP HARI *survey lo*. Di halaman belakang yang tentunya tak berdesain karena Mbah aku tetap menjaga keaslian rumahnya sejak doeloe.
Berikut ini beberapa percakapan gak-penting saya dengan dia:
1. pas itu lagi kabur keliling parakan sambil nyari view yang bagus buat difoto, bersama Mas I’id, Rifki, Ipah, Fira, Hanif, Raihan, dll. lupa saya. *tim BOLANG—bocah ilang.*
H (Hanif) :”eh tau gak, **** tuh apaan?” (**** merupakan bahasa sunda yang gak
saya mengerti)
R (Risti) : “****? Apaan tuh?”
H : “belalang tuh artinya, bahasa Sunda”
R : “OOOO.” (pura-pura ngerti, lalu menghela nafas)
H : “kalo blanket, tau gak?”
R : “tau dong!”
H : “memangnya apaan?”
R : “selimut kan
H : “PINTER.” (sambil senyum-senyum)
2. pas itu aku, hanif, ama dua sepupu yang lain, rifki dan raihan, lagi main bola di halaman belakang.
R : “kamu suka siapa pemain bola?”
H : “HAA? Apa?” (budeg)
R : “kamu suka pemain bola siapa namanya??”
H : “ooo. Aku suka Cristiano Ronaldo.” (sambil juggling bola)
R : “oo.”
H : “kamu?” (dengan sangat sopannya)
R : “Cesc Fabregas dong.”
H : “oo, fabregas. Jelek itu, mah.”
R : (DENGAN SANGAT MARAH) “gak tuh! Daripada CR7! Jelek! (dari sini dimulailah perbincangan sepakbola dengannya)”
H : “kalo klubnya, suka siapa?”
R : “Arsenal dong, kamu?”
H : “ya EM YU lah! (baca:MU, Manchester United)”
R : “knpa suka MU? Jelek gitu, sombong-sombong lagi, mentang-mentang dapet double winner. Sekarang malah bobrok lagi prestasinya.”
H : “ya karena cristiano ronaldo dong.”
R : “paan cristiano ronaldo jelek. Gak ada cakep-cakepnya”
H : (sambil bawa bola trus ngegolin ke gawang saya, ehem. Saya jadi kiper lo gini-gini) “week. Cesc FIBERGLASS.”
R : “aaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrggggggggggghhhhhhh!” (frustasi)
H : “hehe. FIBERGLASS.”
3. bercerita tentang hantu yang pernah diA LIHAT. Keliatannnya ngeri buat anak seumuran
dia kelas 4 SD,
Tapi menurut aku gak ngeri-ngeri amet. Malahan lebih terdengar kayak lelucon.
H : “tau gak, di rumah aku ada hantunya lo!”
R : “MASA IYA?” (pura-pura antusias)
H : “iya. Ih kamu gak percaya sih. Pergi aja ke rumah aku coba.”
R : “kapan ya? Kamu bisa nganterin aku gak?”
Di lain kesempatan.
H : “eh, tau gak?”
Mas Iid (I) : “opo?” (logat jawa)
H : “di rumah mbah itu ada hantunya loo, apalagi di halaman belakang.”
I : “yo memang toh. Bhuanyak.” (masih dengan logat jawa)
R : “kok bisa?”
H : “ya bisa dong. Mas Iid pernah ngeliat gak?” (bertanya dengan orang yang telah lebih dari 10 tahun tinggal di rumah mbah uti, lalu pindah ke daerah mergowati, masih di desa yang sama. Hahaha)
I : “yo pernah. Kalo malem itu, bhanyak bhanget putih-putih di halaman belakang.” (yang pastinya, putih yang dimaksud itu hantu)
R : “oo. Tapi aku kok gak pernah liat ya?”
H : “yah kamu sih. Aneh. Aku pernah liat loh.”
R : “masa?”
H : “iya. Memang jarang keliatan, tapi kalo sekali keliatan… wah banyak banget. Ngeri lagi.” (ya gak mungkin gak ngeri, adik kecil.)
Kesempatan lainnya:
H : “eh, di skolahan aku yang di bogor
R : “masa iya?”
H : “iya. Hantunya cewek. Cantik.” (terbukti. Hanif genit)
R : “ooo.”
H : “tau gak? Hantunya sering nongkrong di wc cowok loh.”
R : “???”
H : “iya. Sampe-sampe temen aku, yang di bogor
R : “segitunya?”
H : “iya. Gini loh kata-katanya, “hanip, temenin gue ke wc dong…”
“mo ngapain? Kok takut?”
“iya, soalnya ada hantu cewe-nya…”
“beneran lo?”
“eh iya, nip. Sumpah dah gue.”
Gitu kata-katanya. Akhirnya aku nemenin dia deh, pipis di wc.
“cepetan dong! Gue ikutan takut nih!”
“iy, bentar ah. Mo selesai kok”
Abis itu kita sama-sama lari kenceng ketakutan, abis takut banget sih.”
R : “gimana bentuk hantunya?”
H : “hantunya putih pake kaen kafan, terus rambutnya panjang banget. Pas diliatin kakinya, udah gak nyentuh tanah lagi… ih, serem!!!”
R : “???” (memang serem sih kalo dibayangin, tapi kayaknya gak serem-serem amet kalo diceritain)
4. neritain betapa bangganya punya bapak yang sempet dinas ke jepang. Pas itu lagi bongkar
bongkar album foto kepunyaan mbah uti.
H : “kemarin, bapak aku ke jepang dong.” (bapak Hanif=PAK LEK saya=om=paman)
R : “ngapain? Liburan?” (awalnya saya lupa, tapi saya diingatkan oleh ceritanya.”
H : “iya. Temennya pada sipit semua.”
R : “eh, ini fotonya ya?” (dapet album foto kecil dan isinya foto-foto gak jelas)
H : “nah, itu dia.” (abis itu nunjuk foto sebuah keluarga lagi di bandara) “tuh, foto aku pas mo ngenterin bapakku ke jepang.”
R : “wah. Foto paan nih?” (nemu foto lain)
H : “oh, nih dia nih cewe. Cantik banget ya.” (sambil menunjukkan foto bapaknya lagi refreshing di manaa gitu, terus ada gambar cewek jepang dandanan menor make baju kimono lagi duduk di gerobak pikul khas jepang. Gak tau namanya apa. Pokoknya, cewek itu di atas semacam gerobak yang dipikul sama cowok-cowok)
R : “gak ah. Biasa aja.”
H : “gak, nih mah cakep namanya. Orang jepang.”
R : “menor gak?”
H “ “gak. Kulitnya putih asli, bukan dibedakin.” (keliatan banget kalo hanif sangat membela wanita kate sipit itu dan gak bisa bedain mana bedak mana kulit orang jepang asli)
Yang penting, saya SANGAT KANGEN DENGAN ANDA, SEPUPU!!!!!
